Langsung ke konten utama

Kepemimpinan




KEPEMIMPINAN
A.    Pengertian
Begitu banyak definisi mengenai kepemimpinan yang diuraikan oleh para pakar dan ahli-ahli kepemimpinan baik dalam dan luar negeri. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Dari definisi tersebut muncul beberapa implikasi bahwa kepemimpinan itu menyangkut orang lain, bahwa kepemimpinan itu memiliki pembagian kekuasaan yang berbeda dan bahwa kepemimpinan itu mempunyai pengaruh dan mempengaruhi.

B.     Unsur-unsur
Di dalam suatu kepemimpinan sudah lumrah memiliki beberapa unsur di dalamnya, yaitu:
§  Pemimpin, pemberi instruksi dan arahan
§  Yang dipimpin, anggota atau bawahan
§  Kegiatan, acara yang akan memuat proses pengaruh dan mempengaruhi
§  Tujuan.

C.    Asas kepemimpinan
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Pancasila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang mendasari sebuah kepemimpinan:
                    1.            Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
                    2.            Ing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak buah.
                    3.            Ing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).
                    4.            Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah.
                    5.            Waspada purba wasesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
                    6.            Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
                    7.            Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
                    8.            Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
                    9.            Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
                10.            Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
                11.            Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna meneruskan roda kepemimpinannya.

D.    Fungsi kepemimpinan
Fungsi dari adanya kepemimpinan adalah agar kelompok, golongan atau sebuah komunitas berjalan dengan efektif, dengan begitu seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.

E.     Teori
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang untuk menggerakan orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.
1.      Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan – kerajaan hindu dan islam di Indonesia.
Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
2.      Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
Dengan teori ini, seseorang bisa menjadi leader dalam kepemimpinan bisa melalui beberapa jalan, antara lain:
a.      Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.

b.      Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.

c.       Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.

d.      Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.

F.     Model atau Gaya
1.      Otoriter (autocratic)
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
2.      Demokratis (partisipatif)
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
3.      Kebebasan (laissez faire)
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di dalam segala tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampaikan informasi kepada orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBUAT TANDU PRAMUKA / TANDU DARURAT

Assalamualaikum, Wr. Wb... SALAM PRAMUKA! Baik teman2 yang budiman, kali ini kakak akan memaparkan sedikit ilmu kepramukaan terkait bagaimana membuat tandu pramuka yang baik dan benar, dan pastinya kuat untuk mengangkat teman kalian yang sedang kelelahan bahkan sakit saat berada pada misi penjelajahan. oke, pertama-tama kakak akan memaparkan alat-alat yang kita butuhkan untuk membuat tandu pramuka tersebut. alat-alat tersebut adalah: 1. TONGKAT PRAMUKA Kalian mungkin sudah sangat familiar dengan barang ini, karena di setiap kegiatan pramuka sudah sering kalian jumpai dan kalian gunakan. Tapi, di sisi lain atau di lain kesempatan saat kalian di hutan atau di tempat/waktu dimana kalian tidak membawa/mempunyai barang ini, kalian bisa memanfaatkan ranting/kayu pohon yang kuat dan lurus yang menyerupai bentuk tongkat pramuka untuk menggantikannya agar bisa digunakan sebagai TANDU PRAMUKA. 2. TALI PRAMUKA Berikutnya adalah TALI PRAMUKA, barang ini pun sering kalian jumpai dan mudah didapat...

analisa sosiologi terhadap Novel Gadis Pantai karangan Pramoedya Ananta Toer

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Puji syukur kehadirat Ilahi robbi yang telah memberikan nikmat iman dan islam seperti yang kita rasakan sekarang. Shalawat serta salam, tak lupa kita haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membwa umatnya dari zaman orang naik onta sampai naik honda. Berawal dari kebingungan dalam memilih novel yang tepat, dengan mondar-mandir di sela-sela rak buku perpustakaan, terlihatlah satu novel berjudul "Gadis Pantai" yang tak lin dan tidak bukan hasil coretan dari sastrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah bagaimana beliau yang semasa hidupnya lebih banyak dihabiskan dibalik jeruji besi, bisa melahirkan banyak karya-karya hebat. Ironi sebenarnya, tapi patut dijadikan sumber motivasi bagi kaum muda sekarang. Terlepas dari biografi pengarang, novel berjudul "Gadis Pantai" sangat menarik, dimana kisah gadis belia yang hidup dipesisir pantai di daerah rembang Jawa ...

TEPAK (TEMPAT PENSIL) DARI LIMBAH PLASTIK BUNGKUS DETERJEN

Assalamu'alaikum Wr. Wb. SALAM PRAMUKA!!! Minggu ini, kakak akan melaporkan kegiatan kepramukaan di ambalan MA. Bustanul Arifin Domas Menganti Gresik terkait pembuatan HASTA KARYA dari anggota ambalan pada minggu sebelumnya yang akan dibuat oleh para anggota pramuka PENEGAK dengan menulis bahan-bahan yang diperlukan dan bagaimana langkah-langkah pembuatannya serta mengirim hasil HASTA KARYAnya berupa foto dan dikirimkan ke email kakak pembina. Berikut karya dari Muhayani kelas XI-IPS TEPAK (TEMPAT PENSIL) DARI LIMBAH PLASTIK BUNGKUS DETERJEN Berikut bahan-bahan yang dibutuhkan dan langkah pengerjaannya: SEMOGA BERMANFAAT SALAM PRAMUKA!!!